Sebuah Renungan dari Eka Darmaputera buat kita
Hidup sebagai keluarga Allah. That,s What we are. Atau lebih tepatnya : That's we are supposed to be: apa atau bagaimana seharusnya kita ini. Tetapi, hidup kita sebagai keluarga Allah betapa kita masih amat jauh, masih amat menyimpang , masih amat berlawanan dengan apa yang seharusnya itu. Para rasul menulis, "jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah. Itulah tujuan atau maksud pokok dari seluruh surat timotius, dan begitu juga seluruh Alkitab : agar pembacanya tahu bagaimana seharusnya hidup sebagai keluarga Allah. Tahu! dengan demikian, kita tidak punya alasan untuk tidak hidup sebagai keluarga Allah. Mengapa? Karena sudah tahu; sudah di beri tahu! Itulah konsekuensinya orang yang tahu. No excuse! Dalam Ibrani 10:26 "sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesuadh memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu."
Hidup sebagai keluarga Allah. dalam etika-etika lain, umumnya etika pribadi itu paling penting. kebijakan pribadi. Kesalehan pribadi. Bagi etika Kristen, Kesalehan dan kebijakan pribadi tentu sangat penting. Namun demikian, pada dasarnya etika Kristen adalah "etika relasi" bukan "personal ethics" melainkan relational ethics. Bagaimana hidup sebagai keluarga Allah.
Etika kristen berbicara tentang apa yang baik dan benar bagi seluruh keluarga Allah. Keluarga Allah yang di maksudkan adalah bukan untuk mengklaim satu golongan atau agama tertentu, keluarga Allah meliputi seluruh umat manusia. sebagai keluarga Allah, dalam 1 Timotius 5:8 mengatakan, "Jika ada sesorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.'
Hidup sebagai keluarga Allah memang tidak dapat dibentuk karena tekanan atau ancaman dari luar, hanya akan menghasilkan aliansi semu.Tidak akan bertahan lama. Hidup sebagai keluarga Allah, dalam pembacaan kita ini, hanya bisa terbentuk bila ia bertumbuh dari dalam.
Pertama, kata Paulus, bila kita menyadari bahwa kita semua adalah jemaat Allah yang hidup. tidak ada gereja atau jemaat saya. Yang ada adalah gereja Allah yang hidup, jemaat Allah yang hidup. Allah yang hidup, artinya Allah yang tidak bisa kita domestikasikan, kita rantai, kita kurung, kita jadikan milik pribadi kita yang eksklusif. Allah yang di anggap seperti preman, atau satpam dari salah satu gereja, bukanlah Allah yang hidup. Sebab Allah yang hidup adalah Allah yang bebas berkarya dan karyanya bersifat universal berlaku bagi semua umat tanpa melihat perbedaan. artinya kita di katakan sebagai keluarga Allah jika kita mampu menerima perbedaan dan kekurangan dari sesama kita. Tanpa harus mengklaim diri sebagai Keluarga Allah, jika kita mampu membagikan kasih bagi sesama dengan tanpa syarat maka secara tidak langsu kita telah menunjukan bahwa kita adalah bagian dari keluarga Allah.
Kedua, Hidup sebagai keluarga Allah berarti hidup dalam kebenaran. apakah kita telah mampu untuk hidup dalam kebenaran?. Kebenaran tidak hanya dalam bentuk kata-kata tetapi juga dalam bentuk tindakan kita. untuk hidup dalam kebenaran kita membutuhkan komitmen yang dapat di pegang dan dapat di pertanggung jawabkan.
setelah membaca renungan diatas maka pertanyaa bagi kita. Sudahkah kita kita hidup sebagai keluarga Allah? Responi itu denga hati saudara-saudara yang tulus. buatlah komitmen dalam diri saudara untuk mau benar-benar menjadi bagian dari keluarga Allah.
Silahkan Berikan Komentar terhadap tulisan pada blog coment di bawah.
HAKEKAT PELAYANAN
Pelayanan gereja mula-mula sebagai Ekklessia (ek= keluar, klessia= orang-orang yang di panggil) artinya tugas gereja secara persekutan maupun pribadi-pribadi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberitakan Injil dan menjaring sesama kita yang masih terikat dengan godaan dunia yang sesat.
Hakekat Pelayanan Gereja bertitik tolak pada 3 tugas penggilan gereja yakni:
- Marturia : Kesaksian (berhubungan dengan aspek ritual dan kesaksian terhadap dunia luar)
- Koinonia : Persekutuan (aspek institusional dan pembinaan kehidupan bersama) dan
- Diakonia : Melayanyi (aspek etis dan pelayanan sosial.
- Menjadi Teladan bagi sesama, sesuai yang telah di contohkan Yesus dalam pelayanaNya.
- Mampu memancarkan Terang Kebenaran bagi sesama
- Mampu memberlakukan kasih dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai komunitas paduan suara yang memiliki Tugas dan tanggung jawab untuk menyaksikan kemuliaan Tuhan lewat talenta-talenta kita dalam hal bernyanyi, haruslah tahu dengan pasti apa tujuan kita. Tujuan kelompok paduan suara ini adalh untuk melayani Tuhan. Bukan untuk mencari Popularitas. Kita perlu meneladani kristus dalam pelayananNya. Menjalankan pelayanan yang di embankan BAPANYA kepadaNya dengan tulus. Segala Resiko dalam pelayanan ia terima. Dan bahkan melalui pelayananNya ia menuai Pujian, namun semua pujian itu bukanlah yang utama. Yang terpenting adalah hati-hati orang yang memberikan pujian itu untuk memuliakan BAPANYA karena merasa diberkati oleh pelayanan yang di lakukan Yesus.. so..Apakah kita telah benar-benar mengikuti teladan Yesus dalam melakukan palayanan kita.
Semoga dengan tulisan ini, semua anak-anak R-EFS bisa kembali mengoreksi diri masing -masing dan memegang motivasi pelayanan yang benar untuk melayani Tuhan. Tetaplah rendah hati, dan jangan sombong dengan keberhasilan yang di raih. GBU ALL.
Silahkan Berikan Komentar tehadap tuliasan pada blog coment di bawah.
KETEKUNAN dan TAHAN UJI membawa PENGHARAPAN
(Keluaran 17:1-7, Mazmur 95, Roma 5:1-11, Yohanes 4:5-26)
Banyak kekecewaan terhadap kekristenan, ketika yang diharapkan tidak menjadi kenyataan dan ketika kenyataan menyajikan sesuatu yang jauh dari pengharapan kita.
Seringkali kita mendengar keluhan (kadang-kadang komplain) bahwa setelah menjadi orang Kristen, rasanya hidupnya penuh dengan penderitaan yang bertubi-tubi. Menurut perasaannya, ini dialaminya setelah menjadi Kristen.
Seolah-olah kekristenan tidak sesuai yang ia dengar, yang hanya menjanjikan keberhasilan semata, sehingga kalau bukan keberhasilan itu bukan kekristenan.
Pandangan ini sangat keliru, karena kekristenan membuat seorang itu kuat dan tangguh menghadapi penderitaan dan memenangkannya, bukan kalau sudah menjadi Kristen, sama sekali tidak akan mengalami penderitaan.
Tuhan Yesus tidak pernah menjanjikan pelayaran yang tenang, tetapi pelabuhan yang damai, jadi jangan kita rubah pelayarannya tenang dan nyaman untuk menghantar ke pelabuhan yang damai.
Untuk menganugerahkan keselamatan bagi manusia, Tuhan Yesus harus menderita dan mati untuk menebus dosa manusia. Jadi pahamilah untuk memperoleh keselamatan hidup ini, Tuhan Yesus harus menempuh jalan 'via do lorosa' (penderitaan).
Benar kata pepatah, berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian'(bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian).
Oleh karena itu, pada saat kehidupan kita bertemu dengan penderitaan, maka sikap Kristen yang diajarkan kepada kita adalah: Ketekunan dan Tahan Uji.
Ketekunan sangat kita harapkan, karena ketekunan mengajarkan kita semua untuk berani menghadapi masalah dan bukan lari dari kenyataan, walau pahit sekali pun.
Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:3-5)
Orang-orang yang tahan uji, adalah mereka yang menekuni hidup ini terutama pada saat penuh penderitaan, karena tahan uji akan menepis semua godaan dan bujukan terutama pada saat menderita untuk kita menjauhkan diri dari Tuhan.
Ingatlah, ketekunan dan tahan uji membuahkan pengharapan.
Dan inilah pengharapan itu:
Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita (Ibrani 6:19a)
Jadi jangan meratapi penderitaan Kristus.
Ketahuilah
bahwa jalan menuju Keselamatan (tujuan pengharapan) melalui jalan derita. Kristus menekuni dan tahan uji menjalani penderitaan-Nya untuk meraih
kemenangan dan menyelamatkan dunia ini dalam nama-Nya. GBU ALL REFS
Apa artinya Natal?
oleh Keith Green
Asal usul Natal
Di abad yang ketiga Masehi, suatu hal yang ajaib terjadi.
Konstantin, kaisar Roma menjadi seorang Kristen. Selama hampir 300 tahun
orang Kristen telah mendoakan keselamatan kaisar mereka. Tidak ada yang
mempercayainya! Tetapi akhirnya diterbitkan dekrit dari Kaisar...
Kekristenan dijadikan agama resmi kerajaan. Setiap orang didorong untuk
menerima Yesus Kristus sebagai Penguasa dan satu-satunya ilah. Karena
tidak mau mengambil resiko dipandang sebagai tidak berkerjasama (dan
mempercayai bahwa menjadi Kristen merupakan langkah yang paling aman
dari sudut pandang politik dan sosial), hampir setiap orang di dalam
kekaisaran membuat "pengakuan iman" dan memeluk agama baru ini. Ini,
tentu saja, begitu menggirangkan Konstantin.
Setelah beberapa waktu timbullah satu masalah yang besar. Apa yang harus mereka lakukan dengan ilah-ilah yang lain? Dan bagaimana dengan semua pesta dan perayaan besar yang sudah menjadi sebagian dari kehidupan mereka, terutamanya perayaan Saturnalia musim sejuk dan perayaan musim semi ekuinoks? Sebelum pertobatan Konstantin, seluruh kekaisaran akan dengan penuh kegairahan merayakan perayaan-perayaan dengan persembahan kepada dewa dan dewi mereka. Apa yang harus mereka lakukan sekarang? Kaisar Konstantin tahu bahwa walaupun secara eskternal mereka telah mengakui Kekristenan, mereka tidaklah rela dengan begitu saja meniadakan perayaan-perayaan yang begitu mereka senangi. Apa yang dimilikinya adalah satu kerajaan penuh dengan "petobat dan belum bertobat"!
Ketidak-puasan dan keresahan rakyatnya semakin memuncak dan sang kaisar tahu bahwa sesuatu harus dilakukan. Jadi, karena tidak punya jalan keluar yang lain, ia mengumumkan dua liburan "religius" yang utama. Tanggalnya diambil dari perayaan besar yang sudah diadakan sejak turun temurun itu. Ia mendeklarasikan tanggal 25 Desember (sejak berabad-abad dirayakan sebagai hari ulang tahun matahari, Saturnalia) sebagai perayaan hari ulang tahun Kristus. (Walaupun para ahli sejarah menyatakan bahwa Yesus besar kemungkinan lahir di bulan Oktober.) Satu misa besar atau kebaktian religius diadakan memperingati kelahiran Yesus pada hari itu (sebab itu, Christ-mas atau misa-Kristus). Sang Kaisar juga mendeklarasikan tanggal hari perayaan musim semi ekuinoks untuk merayakan kebangkitan Kristus. (Penekanan yang lama pada perayaan musim semi itu adalah penyembahan pada dewi kesuburan, yang darinya kita mendapatkan simbol kelinci Paskah [Easter Bunny].) Massa yang menggerutu itu akhirnya dapat ditenangkan apabila mereka menyadari bahwa mereka dapat sekali lagi merayakan hari-hari perayaan yang besar itu. Ya, walaupun perayaan itu memang sudah diberikan nama yang lain, dan mereka mungkin harus melewati beberapa "upacara religius", tetapi setidaknya hal-hal yang lain masih normal, dan perayaan-perayaan yang mereka senangi masih dapat dirayakan dengan penuh kegairahan.
Santa Klaus (St. Nick)
Sejarah pria yang bernama Nicholas (yang akhirnya dijadikan santo
oleh Gereja Katholik) agar kurang jelas and samar-samar. Tetapi hal yang
menonjol dari karakternya adalah - ia mengasihi orang miskin dan yang
melarat, dan di setiap Natal ia akan memberikan hadiah kepada para janda
dan anak-anak yatim piatu. Ia dikasihi oleh semua orang, terutamanya
anak-anak. Demikianlah bagaimana tradisi dan praktik memberikan hadiah
dimulai. Fantasi dongeng yang disebut Santa Klaus berkembang sejalan
dengan waktu sejak berabad-abad yang lalu dan sekarang Santa Klaus
merupakan imej dari Natal sekuler, di mana di Amerika saja, rata-rata
US$150 digunakan untuk membeli hadiah bagi setiap orang!
Arti Natal yang Sesungguhnya
Saya telah mendengar banyak percakapan (terutama oleh orang Kristen)
mengenai arti Natal yang sesungguhnya. Saya telah menyaksikan
bagaimana orang Kristen terjerat dengan kesibukan Natal. Mereka
meluangkan begitu banyak jam, bahkan berhari-hari, di pusat perbelanjaan
berusaha mencari hadiah untuk diberikan kepada sahabat dan famili yang
sudah mempunyai segala yang mereka butuhkan... duduk dengan tegang di
sekitar pohon cemara sambil menanti mereka membuka hadiah yang telah
Anda belikan bagi mereka, dan di pihak mereka, mereka berusaha untuk
kelihatan kaget dan berseru dengan sukacita... orang tua mengajarkan
kepada anak-anak apa yang mereka sebutkan sebagai "dogeng yang tidak
merbahaya" - kisah tentang Santa dan bagaimana "ia akan membawakan
banyak hadiah, jadi sebaiknya Anda jangan nakal." Dan pada waktu yang
bersamaan, dunia penuh dengan orang yang kelaparan dan serba kekurangan,
yang seolah-olah dengan diam memandang melalui jendela rumah Anda
mengemis sisa makanan, atau kain lapok guna menyelimuti dan melindungi
mereka dari kedinginan malam, mengharapkan satu jawaban kepada
penderitaan, kemelaratan dan penindasan yang mereka alami.
Apabila kita menghitung semua uang yang telah kita hamburkan, di musim di mana arti yang terbesar adalah Bapa memberikan kita Putra-Nya yang satu-satu, yang datang untuk hidup dan mati bagi kita, kita harus berseru menentang ketidakadilan orang Kristen yang memiliki begitu banyak dan melakukan begitu sedikit. Arti sesungguhnya Natal adalah memberikan diri kita kepada pekerjaan menyebarkan Injil. Memproklamirkan kebebasan kepada tawanan! Memberikan roti kepada mereka yang lapar, dan mengarahkan mereka kepada Roti Kehidupan, memenuhi jiwa mereka yang kelaparan.
Beberapa Saran
Sebagai bagian dari perayaan Natal Anda tahun ini, kami
menyarankan anda membawa anak-anak Anda ke daerah perkampungan orang
miskin, ke rumah sakit, ke panti asuhan, ke rumah orang jompo.
Mengajarkan kepada mereka arti memberi. Ajarkan kepada mereka bahwa
adalah bodoh bagi kita menghamburkan uang membeli barang yang tidak kita
perlukan, dan memberi kepada orang yang sudah mempunyai segalanya.
Biarlah mereka menyebarkan sukacita kepada orang yang kekurangan!
Biarlah mereka memberikan senyuman kepada nenek tua, yang anak-anaknya
sendiri sudah melupakan dan menelantarkan mereka di rumah orang jompo.
Biarlah mereka mengosongkan tabungan mereka dan mengirim uang ke lembaga
misi dan orang miskin. Biarlah mereka memberi! Memberi yang membuat
mereka membayar harga mahal! Marilah kita memberikan dunia kepada Yesus
Kristus pada hari ulang tahun-Nya! Dunia dan Tuhan menanti respon
kita...
Di Kutip dari : http://www.cahayapengharapan.org/artikel/texts/apa_artinya_natal.htm